Langsung ke konten utama

Hatsumode : Tradisi Tahun Baru Jepang yang Penuh Harapan

 

Hatsumode (初詣(はつもうで)) adalah tradisi yang memikat di Jepang, di mana orang-orang mengunjungi kuil atau kuil Shinto pada awal tahun baru untuk berdoa dan menyambut masa depan dengan harapan dan kebahagiaan. Tradisi ini memiliki akar yang dalam sejak zaman kuno dan terus berlanjut hingga hari ini.

 

Pelaksanaan Hatsumode

Tradisi Hatsumode biasanya dilakukan pada tanggal 1 Januari, meskipun beberapa orang memilih melakukannya pada hari-hari berikutnya. Adapun tujuan utamanya adalah untuk memohon keselamatan dan kemakmuran di tahun yang baru.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan Hatsumode melibatkan kesadaran akan keramaian di kuil atau kuil Shinto. Disarankan untuk datang lebih awal, mengenakan pakaian yang sopan, dan membawa uang koin untuk disumbangkan.

 

Destinasi Hatsumode Terpopuler

Meiji Jingu di Tokyo, Fushimi Inari Taisha di Kyoto, dan Itsukushima Shrine di Hiroshima adalah beberapa tempat paling populer untuk Hatsumode. Tempat-tempat ini tidak hanya menawarkan suasana sakral, tetapi juga keindahan arsitektur dan alam yang memukau.

 

Festival Rakyat dan Suvenir Khas Hatsumode

Hatsumode bukan hanya sekadar tradisi keagamaan; ini juga menjadi festival rakyat yang meriah. Orang-orang dari segala usia dan latar belakang berkumpul di kuil atau kuil Shinto untuk berdoa dan merayakan bersama. Suasana penuh semangat, dengan orang-orang berdesak-desakan untuk melemparkan uang koin sebagai sumbangan.

Selain berdoa, Hatsumode juga merupakan kesempatan untuk membeli suvenir khas, terutama omamori. Omamori adalah jimat keberuntungan yang dipercaya membawa keberuntungan bagi pemiliknya.

Omamori, jimat keberuntungan Jepang

 

Harapan untuk Masa Depan

Hatsumode tidak hanya sebuah tradisi, tetapi juga simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik. Orang-orang Jepang berdoa untuk keselamatan dan kemakmuran, sambil bersyukur atas apa yang telah mereka miliki.

 

Perkembangan Hatsumode dari Zaman ke Zaman

Tradisi Hatsumode memiliki akar sejak zaman kuno di Jepang. Pada masa Edo, tradisi ini semakin populer, dengan orang-orang mengunjungi kuil terdekat untuk berdoa dan menyumbang. Meskipun zaman telah berubah, Hatsumode terus berkembang, dengan orang-orang modern mengunjungi tidak hanya kuil terdekat, tetapi juga tempat-tempat terkenal.

 

Hatsumode di Tengah Pandemi

Meskipun sempat dibatasi selama pandemi COVID-19, Hatsumode kembali normal pada tahun 2022. Masyarakat diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan saat mengunjungi kuil atau kuil Shinto.

 

Hatsumode di Indonesia

Tradisi Hatsumode mulai dikenal di Indonesia, dengan beberapa kuil atau kuil Shinto mengadakan acara khusus. Acara ini dihadiri oleh masyarakat Jepang dan Indonesia yang tertarik untuk lebih memahami budaya Jepang.

 

Kesimpulan

Hatsumode adalah tradisi yang membawa kegembiraan dan harapan di awal tahun baru Jepang. Dalam berdoa untuk masa depan yang lebih baik, orang-orang Jepang juga menghargai dan bersyukur atas kehidupan mereka saat ini. Hatsumode tidak hanya sekadar tradisi keagamaan; itu adalah perayaan bersama dan pandangan optimis menuju masa depan.

 

Sumber :

https://en.wikipedia.org/wiki/Hatsum%C5%8Dde

https://www.studyjapan.jp/en/topics/culture/hatsumoude.html

 

Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick