Langsung ke konten utama

Jepang dan Paus

Apa yang akan terjadi jika tanpa paus? Akankah kehidupan laut mati? Berdampak buruk bagi lingkungan kita? Ada banyak pertanyaan tentang apa akibat dari ketiadaan paus. Orang-orang telah berburu paus sejak lama. Para peneliti mengatakan bahwa paus adalah rantai makanan, penting Untuk mamalia laut dan lingkungan. Perburuan paus dikenal dengan istilah Whaling. Aktivis anti perburuan paus diciptakan untuk melindungi paus dan menghentikan perburuan paus secara komersial. Aktivis anti perburuan paus telah melarang perburuan paus karena kekejaman, risiko kepunahan paus dan pentingnya paus bagi lingkungan. Pada tahun 2019 Jepang mengumumkan pengunduran dirinya dari International Whaling Commission, atau IWC, lembaga yang bertanggung jawab atas konservasi paus dunia. Jepang terdaftar sebagai anggota IWC sejak 1951. Tetapi, selama bertahun-tahun Jepang tetap memburu paus dengan alasan "untuk penelitian ilmiah". Tetapi Jepang juga menjual daging ikan paus, sebuah langkah yang dikritik oleh para pencinta lingkungan. Dalam kesempatan ini, saya akan mengungkapkan pendapat saya tentang ikan paus oleh pemerintah Jepang dapat mempengaruhi ekosistem global.

Penggambaran perburuan paus dalam karya Ukiyo-e

Masalah terkait keluarnya pemerintah jepang dari keanggotaan IWC bagi sebagian pengamat dianggap sebagai bentuk ketidak patuhan Jepang terhadap hukum-hukum international. Jepang dianggap mengabaikan kepentingan manusia seluruh dunia dan memprioritaskan bangsa mereka sendiri. Denga keluarnya dari IWC Jepang akan melegalkan penangkapan ikan paus dengan tujuan komersil, yang akan berdampak pada turunnya populasi mamalia laut ini dengan cepat. Tentu saja hal ini akan berakibat buruk terhadap ekosistem laut kita. Paus adalah mamalia laut yang sangat penting keberadaannya bagi kelangsungan hidup kita semua di bumi ini. Paus menyimpan banyak sekali karbon pada tubuhnya. Ketika paus mati di laut lepas, mereka akan tenggelam sampai kedasar laut dan melepaskan karbon yang akan terjebak di dalam air dan akan dijadikan makanan bagi tumbuhan laut. Tetapi berbeda ceritanya jika mahluk terbesar di planet kita ini mati di darat. Kandungan karbon pada tubuhnya akan lepas ke atmosfer kita dan akan mempengaruhi suhu planet kita. Dalam study tahun 2010, para ilmuwan menemukan bahwa sebelum ada industry perburuan paus, populasi hewan ini (belum termasuk paus sperma) mampu mengenggalamkan 190.000 sampai 1,9 juta ton karbon pertahun. Jumlah ini setara dengan menghilangkan 40.000 sampai 410.000 mobil di jalan raya per tahun, jumlah yang sangat cukup untuk mengurangi polusi udara tentu saja. Tapi ketika paus di buru dan mati di darat maka dapat di pastikan karbon akan lepas ke atmofer kita. Andrew Pershing dalam studinya memperkirakan selama perburuan paus pada abad ke-20, sebanyak 70 juta ton karbon dilepaskan ke langit kita. Itu setara dengan karbon dioksida yang dihasilkan 15 juta mobil dalam satu tahun.

Paus tidak hanya berharga ketika dia mati. Seperti yang sudah kita ketahui, mahluk raksasa ini juga memberi penghidupan bagi mahkluk di sekitarnya. Kotoran paus adalah makanan kaya zat besi bagi fitoplankton. Fitoplankton mungkin berukuran mikroskopis, tetapi jika digabungkan, fitoplankton memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap atmosfer planet. Mereka menangkap sekitar 40% dari semua CO2 atau empat kali lipat jumlah yang ditangkap oleh hutan hujan Amazon. Hilangnya paus dari lautan juga memiliki dampak yang tidak terduga. Misalnya, saat populasi paus menurun, paus pembunuh (orca) yang biasa berburu paus beralih ke mamalia laut yang lebih kecil seperti berang-berang laut. Populasi berang-berang kemudian menurun, menyebabkan penyebaran bulu babi, yang menggerogoti hutan rumput laut di sekitar Atlantik Utara. Dampaknya adalah pada penyerapan karbon laut. Artinya, memulihkan populasi paus sampai pada jumlah sebelum perburuan paus bisa menjadi sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim, menyerap karbon baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dengan demikian membantu mengurangi volume besar CO2 yang dipancarkan oleh bahan bakar fosil setiap tahunnya.

Penggambaran perburuan paus dalam karya Ukiyo-e

Setelah mengetahui semua fakta di atas, saya mengajak teman-teman untuk ikut berpikir mengenai paus. Mungkin tidak hanya paus tetapi juga mengenai hewan lain atau keseluruhan komponen yang menyokong keberlangsungan ekosistem planet kita ini. Mendesak pemerintah Jepang untuk menghentikan perburuan paus demi kelangsungan hidup generasi kita selanjutnya dengan menandatangi petisi-petisi yang diadakan lembaga peduli lingkungan seperti Greenpeace .Demi masa depan cerah seluruh umat manusia.

Postingan populer dari blog ini

  Gaji Kerja di Jepang dan UMR Per Tahunnya Oleh : Anindya Meiza Putri   Ilustrasi pekerja di Jepang (Sumber Foto : Canva )             Rata-rata gaji di Jepang dikenal tinggi membuat banyak orang ingin bekerja di sana. Penawaran gaji di Jepang umumnya mengacu pada Upah Minimum Regional (UMR), tetapi dapat sangat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis pekerjaan, perusahaan, sektor bisnis, industry dan jabatan pekerjaan. Pada artikel ini kita akan ulas kisaran gaji, UMR, tingkat pertumbuhan gaji tahunan dan factor-faktor pengaruh penghasilan.             Rata-rata kisaran gaji bulanan karyawan di Jepang menurut Tokyo Portfolio adalah JPY 515.000 atau sekitar Rp 53 juta. Jika dilihat dari kisaran gaji di Jepang, maka karyawan di Jepang per bulannya mendapatkan JPY 130.000 (Rp 13,4 juta) – JPY 2.300.000 (Rp 230 juta).       ...

Romantisme Kesehatan Mental

 Romantisme Kesehatan Mental   Selama dekade terakhir, berbagai upaya telah diinvestasikan dalam menyebarkan kesadaran terkait kesehatan mental. Upaya tersebut terutama ditujukan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang gangguan kesehatan jiwa. Pesan utama yang disebarluaskan adalah bahwa penyakit mental harus dianggap sebagai penyakit umum dan bahwa diskriminasi atau pengucilan dan apa pun yang menyertainya dapat mempengaruhi penderita. Penyakit mental didefinisikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan gangguan dalam pikiran atau perasaan seseorang. Sudah disepakati bahwa kesehatan mental harus ditangani dengan hati-hati dan dilakukan oleh seorang profesional. Sesukses apa pun mereka dalam kampanye ini, masih dianggap gagal menilai satu faktor hidup yang menjadi vital yaitu peran media. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran media sosial yang dewasa ini dipraktekan dalam bentuk perbuatan yang cenderung berdampak buruk bagi pelakunya. Bahwa menekankan...