Langsung ke konten utama

Joya No Kane, Tradisi Tahun Baru di Jepang

Joya No Kane, Tradisi Tahun Baru di Jepang

    Joya No Kane adalah tradisi tahunan di Jepang, yaitu membunyikan lonceng besar di dalam kuil Budha sebanyak 108 kali tepat pada tengah malam menjelang pergantian tahun.  Terdapat istilah Bonnou dalam bahasa Jepang yang disebut mewakili nafsu jahat dan membawa penderitaan bagi manusia. Bonnou melambangkan setiap pukulan ke lonceng sebanyak 108 kali. Bunyi lonceng sebanyak 108 kali ini diyakini dapat membantu seseorang untuk menyingkirkan nafsu dan keinginan jahat tersebut, sehingga di tahun yang baru diharapkan manusia seperti terlahir kembali bagaikan bayi yang masih suci.

    Dalam tradisi Joya No Kane ini lonceng akan dibunyikan sebanyak 107 kali, yang mulai pukul 10 atau 11 malam pada tanggal 31 Desember. Setelah pergantian tahun, lonceng akan kembali dibunyikan 1 kali lagi untuk menggenapi jumlah 108. Pada bunyi lonceng terakhir, penduduk Jepang percaya itu adalah bunyi pamungkas yang mengusir seluruh roh-roh jahat di bumi, sehingga pemukulan lonceng yang terakhir dibarengi dengan riuh sorak para pengunjung.

    Tradisi Joya No Kane mirip seperti tradisi penyucian, dan dilakukan melalui lonceng. Meskipun ada banyak kuil Budha di Jepang, namun hanya beberapa yang mengizinkan pengunjung untuk membunyikan lonceng. Karena pada umumnya biksu Budha sendiri yang akan membunyikan bel tersebut. Jika ingin mendapat kesempatan membunyikan lonceng, salah satunya yaitu menjadi 108 pengunjung pertama yang datang lebih awal dan harus membeli tiket terlebih dahulu atau membayar sejumlah uang. Dan jika ingin menyaksikan tradisi ini juga dianjurkan untuk pergi ke kuil Budha setempat dan menunggu hingga tengah malam.

Postingan populer dari blog ini

Jepang dan Paus

Apa yang akan terjadi jika tanpa paus? Akankah kehidupan laut mati? Berdampak buruk bagi lingkungan kita? Ada banyak pertanyaan tentang apa akibat dari ketiadaan paus. Orang-orang telah berburu paus sejak lama. Para peneliti mengatakan bahwa paus adalah rantai makanan, penting Untuk mamalia laut dan lingkungan. Perburuan paus dikenal dengan istilah Whaling . Aktivis anti perburuan paus diciptakan untuk melindungi paus dan menghentikan perburuan paus secara komersial. Aktivis anti perburuan paus telah melarang perburuan paus karena kekejaman, risiko kepunahan paus dan pentingnya paus bagi lingkungan. Pada tahun 2019 Jepang mengumumkan pengunduran dirinya dari International Whaling Commission , atau IWC, lembaga yang bertanggung jawab atas konservasi paus dunia. Jepang terdaftar sebagai anggota IWC sejak 1951. Tetapi, selama bertahun-tahun Jepang tetap memburu paus dengan alasan "untuk penelitian ilmiah". Tetapi Jepang juga menjual daging ikan paus, sebuah langkah yang dikritik...

Romantisme Kesehatan Mental

 Romantisme Kesehatan Mental   Selama dekade terakhir, berbagai upaya telah diinvestasikan dalam menyebarkan kesadaran terkait kesehatan mental. Upaya tersebut terutama ditujukan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang gangguan kesehatan jiwa. Pesan utama yang disebarluaskan adalah bahwa penyakit mental harus dianggap sebagai penyakit umum dan bahwa diskriminasi atau pengucilan dan apa pun yang menyertainya dapat mempengaruhi penderita. Penyakit mental didefinisikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan gangguan dalam pikiran atau perasaan seseorang. Sudah disepakati bahwa kesehatan mental harus ditangani dengan hati-hati dan dilakukan oleh seorang profesional. Sesukses apa pun mereka dalam kampanye ini, masih dianggap gagal menilai satu faktor hidup yang menjadi vital yaitu peran media. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran media sosial yang dewasa ini dipraktekan dalam bentuk perbuatan yang cenderung berdampak buruk bagi pelakunya. Bahwa menekankan...

武田信玄祭り

  TAKEDA SHINGEN MATSURI        Takeda Shingen Matsuri, atau dalam bahasa indonesia Festival Takeda Shingen, adalah salah satu event atau perayaan terbesar di Jepang yang di gelar di perfektur Yamanashi. Festival ini biasanya di adakan di minggu pertama bulan april untuk mengenang warisan daimyo Takeda Shingen di Kofu, ibukota Yamanashi. Festival ini berlangsung selama 3 hari, pada hari jumat, sabtu, dan minggu. Festival ini mempunyai makna filosofi yang mendalam bagi masyarakat Yamanashi. Zaman dulu wilayah ini di kenal dengan nama Kai no kuni atau negeri Kai. Yang penguasanya adalah Takeda Shingen. Takeda Shingen adalah sosok samurai kuat pada zaman akhir sengoku . Ia terkenal akan keberaniannya yang membuat Takeda Shingen di kagumi oleh kawan maupun lawannya. Shingen memiliki persaingan legendaris dalam perebutan wilayah dengan Uesugi Kenshin dan mereka bertempur dalam lima pertempuran selama pertempuran Kawanakajima . Dalam festival ini kedahsyatan perte...