Festival Hana Matsuri
Festival Hana Matsuri atau festival bunga adalah tradisi memperingati kelahiran Buddha, yakni kelahiran Pangeran Siddartha Gautama. Ia adalalah putera mahkota dari Raja Suddohana dan Ratu Maya. Menurut legenda, Pangeran Siddartha lahir pada 8 April 566 SM di Taman Lumbini, Nepal. Kata “hana” sendiri, atau “o-hana”, berarti bunga. Sedangkan “Matsuri” aritnya adalah festival.
Dalam festival ini ada tradisi yang bernama Kanbutsu-e. Ini adalah tradisi yang dibawa dari Tiongkok. Festival ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 606 di Nara, Jepang. Setiap perayaan Hana Matsuri, tradisi Kanbutsu-e selalu diadakan di setiap kuil. Orang Jepang akan menuangkan ama-cha (sejenis teh) atau hydragea tea di atas patung bayi Buddha yang dihiasi dengan bunga-bunga, seolah-olah seperti sedang memandikan bayi yang baru lahir. Patung Buddha kecil itu berada di dalam sebuah tempat bernama Tanjobustu. tempat itu juga dihiasi dengan bunga beraneka warna.
Saat festival Hana Matsuri berlangsung, orang-orang yang datang mengunjungi kuil harus mengenakan kimono. Biasanya, anak perempuan mengenakan kimono dengan warna-warna yang cerah, sedangkan anak laki-laki biasanya mengenakan kimono dengan warna yang lebih gelap.