Langsung ke konten utama

 

Festival Budaya di Jepang

 

v  Festival Karatsu Kunchi


Karatsu Kunchi adalah festival yang diadakan di prefektur Saga, persis di sebelah barat daya Fukuoka. Acara musim gugur ini merayakan musim panen yang melimpah dan menyaksikan kendaraan hias hikiyama yang diarak di jalan-jalan dari Kuil Karatsu sampai ke Pantai Nishino. Festival ini diadakan setiap tahun dan dinamakan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Festival ini dimulai pada akhir abad ke-16, dan dimulai sebagai acara spiritual di Kuil Karatsu. Pertunjukan utama di Karatsu Kunchi adalah kendaraan hias yang dibuat sangat detail, bisa memakan waktu hingga tiga tahun, bahkan dihiasi dengan emas dan perak. Kendaraan hias ini memiliki tinggi 7 meter dalam bentuk seperti singa, ikan berwarna-warni dan bahkan naga terbang.Festival ini berlangsung dari 2 hingga 4 November.

v  Festival Nebuta Aomori

 


Aomori Nebuta Festival adalah festival api Jepang yang menampilkan setidaknya 20 lampion besar (nebuta), yang diarak di jalan-jalan Aomori di Honshu utara. Kendaraan hias warna-warni ini terinspirasi oleh kabuki tradisional atau cerita mitos Jepang dan diterangi selama parade malam. Festival ini juga menampilkan penari nebuta yang menyertai parade, bersama dengan pemain yang memainkan alat musik seperti seruling dan drum. Kota Aomori saat festival musim panas menampung 3 juta wisatawan, selama perayaan berlangsung. Pada 1980, Aomori Nebuta Festival menjadi warisan budaya tak benda Jepang.Festival ini berlangsung antara 2 dan 7 Agustus setiap tahun, dengan parade kendaraan hias dijadwalkan untuk setiap malam kecuali malam tanggal 7 Agustus.

v  Tokushima Awa Odori

 



Awa Odori adalah salah satu festival tari bon paling terkenal yang diadakan pada bulan Agustus di Tokushima. Lebih dari 1,3 juta pengunjung datang untuk melihat festival tari ini setiap musim panas. Bahkan di luar musim, Tarian Awa ini dapat dinikmati sepanjang tahun di Awa Odori Kaikan.

 

v  Chichibu Yomatsuri

 


The Chichibu Yomatsuri adalah festival malam yang menampilkan gerobak tradisional Jepang, mikoshi dan juga pertunjukan kembang api musim dingin yang langka. Chichibu sendiri merupakan nama sebuah kota yang terletak di Prefektur Saitama, di wilayah Kanta pusat Jepang. Luas wilayahnya 577,83 km2. Chichibu didirikan sebagai sebuah kota pada tanggal 1 April 1950, meskipun wilayah ini telah ada selama ratusan tahun dan telah mengembangkan banyak tradisi lokal. Sejak saat itu, kawasan kota telah berkembang melalui serangkaian imigrasi yang terjadi, yang paling baru di tahun 2005.


sumber: https://travel.tempo.co/read/1353729/10-festival-budaya-di-jepang-untuk-liburan-usai-pandemi

https://id.japantravel.com/tokushima/awa-odori-kaikan/49099

http://www.artforia.com/festival-malam-yang-meriah-chichibu-yomatsuri/

Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick