Langsung ke konten utama

Ramadhan di Jepang

Ramadhan di Jepang

Menjalani ibadah puasa merupakan salah satu amalan ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap umat muslim. Tak terkecuali yang berada di negeri Sakura. Durasi berpuasa di Jepang pasti berbeda dengan menjalani puasa di Indonesia yang hanya sekitar 12 sampai 13 jam. Apabila Ramadhan jatuh pada saat musim panas, ketika siang hari lebih lama dibandingkan malam hari. Berarti, kaum muslim yang menjalankan ibadah puasa di Jepang harus menahan lapar dan haus kurang lebih selama 16 jam sehari dengan suhu udara yang lebih tinggi dari biasanya. Waktu makan sahur, sejak pukul 02.00 dini hari waktu Jepang dan waktu berbuka sekitar pukul 19.00 malam.

Saat Ramadhan tiba, terdapat kegiatan keislaman di Masjid Tokyo Camii dan Masjid Shibuya Ward, yang menjadi masjid terbesar di Tokyo. Pengurus Masjid Camii biasanya menyediakan hidangan berbuka puasa gratis untuk 200 pengunjung apa pun agamanya, sebagai bentuk syiar Islam dan memperkenalkan ibadah puasa yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Masjid di distrik Shibuya Ward biasanya akan dibuka untuk umum selama Ramadhan. Masjid tersebut juga menyediakan 20 meja dengan makanan untuk berbuka puasa kepada 200 pengunjung. Kegiatan berbuka bersama awalnya dipraktikkan sebagai bentuk amal, karena memberi makanan berbuka puasa kepada pengunjung masjid diyakini akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa.

Kebiasaan menyediakan makanan berbuka di Masjid Tokyo Camii telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu dan hal tersebut disambut baik oleh pengunjung. Dengan adanya kegiatan berbuka puasa bersama itu, banyak penduduk Jepang yang tertarik untuk mulai mengenal ajaran Islam dan ikut mempelajari praktik ibadah seperti shalat dan puasa di masjid tersebut. Tidak hanya di masjid-masjid saja, perusahaan di Jepang pun memberikan kelonggaran pada pekerja muslim yang menjalankan ibadah puasa pada saat bulan Ramadhan.

Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick