Langsung ke konten utama

 


Gaji Kerja di Jepang dan UMR Per Tahunnya

Oleh : Anindya Meiza Putri

 

Ilustrasi pekerja di Jepang (Sumber Foto : Canva)

            Rata-rata gaji di Jepang dikenal tinggi membuat banyak orang ingin bekerja di sana. Penawaran gaji di Jepang umumnya mengacu pada Upah Minimum Regional (UMR), tetapi dapat sangat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis pekerjaan, perusahaan, sektor bisnis, industry dan jabatan pekerjaan. Pada artikel ini kita akan ulas kisaran gaji, UMR, tingkat pertumbuhan gaji tahunan dan factor-faktor pengaruh penghasilan.

            Rata-rata kisaran gaji bulanan karyawan di Jepang menurut Tokyo Portfolio adalah JPY 515.000 atau sekitar Rp 53 juta. Jika dilihat dari kisaran gaji di Jepang, maka karyawan di Jepang per bulannya mendapatkan JPY 130.000 (Rp 13,4 juta) – JPY 2.300.000 (Rp 230 juta).

            Upah minimum Jepang ditentukan secara nasional dan regional. Rata-rata upah minimum per jam secara nasional adalah sekitar JPY 961 (RP 99 ribu). UMR di setiap wilayah berbeda-beda, sebagai gambaran, UMR di Tokyo adalah sekitar JPY 1.163 (Rp 119 ribu). Di Osaka adalah sekitar JPY 1.114 (Rp 114 ribu).

            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gaji di Jepang adalah sebagai berikut :

1. Lokasi Kerja. Gaji di perkotaan, terutama Tokyo dan Osaka cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan.

2. Tingkat Pendidikan. Latar Pendidikan yang lebih tinggi menghasilkan peluang kerja dengan gaji yang lebih tinggi.

Diploma: 17% lebih tinggi dari SMA
Sarjana: 24% lebih tinggi dari Diploma
Master: 29% lebih tinggi dari Sarjana
Doktor: 23% lebih tinggi dari Master

3. Tingkat Pengalaman. Karyawan berpengalaman umumnya mendapatkan gaji lebih tinggi. 

4.  Industri. Sektor pekerjaan juga menawarkan gaji yang berbeda-beda. Berikut ini perkiraan gaji rata-rata tahunan berdasarkan industrinya:

·       Medis dan Kesehatan : JPY 9.220.000 (Rp 951 juta)

·       Pendidikan : JPY 6.550.000 (Rp 676 juta)

·       Ilmu Pengetahuan dan Layanan Teknis : JPY 8.270.000 (Rp 853 juta)

·       Real Estate : JPY 6.990.000 (Rp 721 juta)

·       Keuangan : JPY 6.360.000 (Rp 656 juta)

Pertumbuhan gaji di Jepang umumnya bersifat moderat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gaji tahunan di Jepang adalah inflasi, kinerja ekonomi, produktivitas, kondisi pasar tenaga kerja dan kebijakan pemerintah.

Kenaikan gaji dikutip dari Workstatus berdasarkan Salary Explorer biasanya mendapatkan kenaikan gaji per tahun berdasarkan jabatan maupun jenis industrinya. Berikut persentase kenaikan gaji di Jepang per tahun berdasarkan jabatannya:

·       Top manager : 15%-20%

·       Senior : 10%-15%

·       Middle : 6%-9%

·       Junior : 3%-5%

Sedangkan berdasarkan jenis industrinya :

·       Pendidikan : 2%

·       Konstruksi : 3%

·       Perjalanan : 4%

·       Perawatan Kesehatan : 5%

·       Teknologi Informasi : 6%

·       Energi : 7%

·       Perbankan : 8%

 

Sumber:

-        https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7605307/mau-tahu-gaji-di-jepang-2024-segini-umr-dan-kenaikannya-per-tahun

-        https://moneynesia.com/gaji/jepang/

-        https://ohayojepang.kompas.com/read/2881/umr-jepang-2024-terbaru-per-1-oktober

 

 


Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick