Langsung ke konten utama

Mitologi Jepang : 9 Bijuu

Mitologi Jepang : 9 Bijuu

    Bijuu dalam bahasa Jepang berarti monster berekor. Selain populer di dalam serial anime Naruto, para Bijuu ini juga merupakan kisah mitologi Jepang yang berwujud makhluk dengan kekuatan setara Dewa. Roh mereka kini disegel di 9 kuil berbeda yang tersebar di seluruh Jepang. Dalam legenda perang 9 Dewa, dikisahkan bahwa zaman dahulu pernah terjadi peperangan antar para Yokai, siluman yang memiliki kekuatan layaknya seorang Dewa. Mereka saling bertarung dengan hebat dan peperangan ini pun diakhiri oleh pertarungan 100 tahun antara 2 Bijuu terkuat, Yamata no Orochi dan Kyuubi no Yokou yang dimenangkan oleh Kyuubi dengan chakra atau energi yang tak terbatas.

Shukaku / Ichibi (ekor satu)

   Konon katanya, Shukaku adalah seorang pendeta dari Nara yang berubah menjadi monster karena kekuatan Bijuu yang bernama Yamata no Orochi. Berwujud seekor rakun raksasa, ia hidup dari jiwa orang-orang yang mati karena pasir dan angin. Tato ungu di sekujur tubuhnya menandakan julukannya sebagai Dewa Angin. Shukaku dikalahkan oleh biksu Nara yaitu Oraga Nakashimu dengan bermacam sihir. Lalu, biksu itu menggunakan “Alat Kekuasaan : Ketel Tanduk Rusa” untuk menyegelnya dalam Tempat Suci Angin. Simbol elemen Shukaku adalah Angin (Dewa Angin) dan dia ditemukan di Gurun Pasir Nara.

Nekomata / Nibi (ekor dua)

   Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan 2 sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Nekomata merupakan kucing peliharaan Dewa Kematian yang hidup dengan memakan mayat dan jiwa orang mati. Ia berasal dari Hutan Kematian di utara Hokkaido dan konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido. Ia juga dipercaya dapat menciptakan dan mengontrol kematian hanya dengan menggerakkan ekor dan kaki depannya.

Isonade / Sanbi (ekor tiga)

    Isonade berbentuk seperti hiu bertanduk yang memiliki 3 sirip dan ekor, ia juga mampu mengendalikan air. Ia pertama kali ditemukan di perairan Yamagawa dan hidup di kedalaman perairan Jepang bagian barat. Ketika muncul ke permukaan setiap beberapa bulan untuk menghirup udara, ia akan menimbulkan badai dan ombak dahsyat, yang mampu menenggelamkan kapal di sekitarnya dan kemudian dijadikan makanan oleh Isonade.

Sokou / Yonbi (ekor empat)

 Jika di Naruto bentuknya seperti kera, dalam mitologi Jepang, Bijuu ini berbentuk siput-setengah-ular yang konon tinggal di Gunung Fuji. Sokou memiliki 4 ekor dan menyebarkan gas beracun di sekitar tubunya. Awalnya, ia adalah ayam jantan dan ular yang menjalin kasih. Lalu berubah wujud menjadi monster setengah ayam jantan-ular, akibat gas beracun dan abu vulkanik. Menurut legenda, dengkuran Sokou saat ia tidur mampu menyebabkan gempa di sekitar tempat ia tinggal, Gunung Fuji. Karena berbahaya, seorang ahli ilmu iblis bernama Yamazaki Ishiro menyegel Sokou ke dalam alat dewa Kandang Bulan Berjaring di dasar Gunung Fuji.

Houkou / Gobi (ekor lima)

   Houkou adalah Bijuu dengan rupa seperti anjing berekor lima. Setiap ekor makhluk ini merepresentasikan kekuatan elemen alam yaitu api, angin, air, tanah, dan petir. Ia mampu mengendalikan kelima elemen tersebut dan menyebabkan bencana alam. Hokou bermaksud menghancurkan alam untuk mendapatkan kembali 5 elemen ini. Dia mengalami cedera berat ketika menantang Kyuubi berdua dengan Nekomata. Setelah menerima luka parah, Houkou melarikan diri ke salah satu pulau Jepang dan bersembunyi di suatu tempat dekat Gunung Api Kyushu, pohon raksasa, untuk memulihkan lukanya. Tetapi posisi pohon sebenarnya tidak diketahui oleh siapapun.

Raijuu / Rokubi (ekor enam)

  Bentuknya seperti berang-berang dengan 4 kaki, 6 ekor, berbulu emas, dan punya kuku yang amat tajam. Aslinya, dia adalah dewa petir, tetapi karena pengaruh kekuatan Yamata no Orochi, dia berubah menjadi monster. Raijuu bisa mengeluarkan listrik dalam jumlah besar hanya dengan meraung. Orang Jepang dulu bahkan percaya bahwa pohon yang tersambar petir itu akibat dari cakaran Raijuu.

Kaku / Nanabi (ekor tujuh)

   Kaku berwujud tupai warna biru, dengan 7 ekor dan berukuran paling kecil diantara kesembilan Bijuu. Dia berasal dari altar pengorbanan di pinggiran Nagoya. Ia dijuluki Bijuu terlicik dan pandai menyusup. Kaku memburu mangsa dari dalam tanah dengan menghancurkan bagian bawah tanah, membuat mangsanya jatuh tepat di atas mulutnya. Di atas tanah, dia bisa berubah menjadi apa saja, asalkan dia mempunyai tanah liat.

Yamata no Orochi / Hachibi (ekor delapan)

   Berbentuk ular dengan delapan ekor dan kepala serta mata berwarna merah darah. Setiap kepalanya melambangkan simbol jiwa, hantu, kejahatan, iblis, kematian, dan dunia setelah kematian. Ia adalah Bijuu terbesar dengan tubuh melebihi besar 8 gunung. Orochi mengalahkan banyak Bijuu dan dikalahkan oleh Kyuubi. Alasannya sederhana, kekuatan Kyuubi tidak terbatas. Dalam legenda, dia menyamai Kyuubi dalam hal kekuatan, tetapi dia mempunyai batasan. Inti dari kekuatan Yamata no Orochi adalah sebentuk jutsu penyegelan terlarang. Kabarnya Yamata no Orochi disegel dalam tubuh Orochimaru.

Kyuubi no Yokou / Kyuubi (ekor sembilan)

  Rubah berekor sembilan ini merupakan yang terkuat diantara para Bijuu. Kyuubi melambangkan elemen api. Karena belum pernah dikalahkan oleh Youkai manapun, kekuatan sebenarnya tidak bisa diukur. Cakar raksasanya membuat ia mampu mencabik-cabik musuh dengan mudah. Ekornya mengeluarkan pusaran angin ketika diputar dengan cepat. Bulunya bisa mengeluarkan bola api seperti meteor. Kyuubi adalah Bijuu yang licik dan cerdas, ia mampu mengalahkan Orochi setelah 100 tahun bertarung melawannya.

Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick