Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Mitologi Jepang : 9 Bijuu

Mitologi Jepang : 9 Bijuu       Bijuu dalam bahasa Jepang berarti monster berekor. Selain populer di dalam serial anime Naruto, para Bijuu ini juga merupakan kisah mitologi Jepang yang berwujud makhluk dengan kekuatan setara Dewa. Roh mereka kini disegel di 9 kuil berbeda yang tersebar di seluruh Jepang. Dalam legenda perang 9 Dewa, dikisahkan bahwa zaman dahulu pernah terjadi peperangan antar para Yokai , siluman yang memiliki kekuatan layaknya seorang Dewa. Mereka saling bertarung dengan hebat dan peperangan ini pun diakhiri oleh pertarungan 100 tahun antara 2 Bijuu terkuat, Yamata no Orochi dan Kyuubi no Yokou yang dimenangkan oleh Kyuubi dengan chakra atau energi yang tak terbatas. Shukaku / Ichibi (ekor satu)     Konon katanya, Shukaku adalah seorang pendeta dari Nara yang berubah menjadi monster karena kekuatan Bijuu yang bernama Yamata no Orochi . Berwujud seekor rakun raksasa, ia hidup dari jiwa orang-orang yang mati karena pasir dan angin. Tato ungu di sekujur tubuh

Seijin No Hi

  Seijin No Hi adalah hari libur umum Jepang yang diadakan setiap hari Senin minggu kedua di bulan Januari tiap tahunnya. Tahun ini dirayakan pada senin, 10 Januari 2022. Diperingati di kota Kamogawa prefektur Chiba setelah tertunda 2 tahun. Hari Kedewasaan ini untuk menghormati setiap orang yang telah berusia 20 tahun selama setahun terakhir. Ketika orang muda mencapai usia dua puluh tahun, mereka secara resmi menjadi orang dewasa dalam tataran masyarakat Jepang. selain itu, mereka telah memiliki tanggung jawab serta kebebasan, seperti minum minuman beralkohol, dan mengemudi secara legal. Usia kedewasaan diatur sejak 1876. Namun, pada 2018 pemerintah memberlakukan undang-undang dan menurunkan usianya menjadi 18 tahun, yang mulai berlaku pada 2022. Perubahan terbesar adalah bahwa pasangan Jepang tidak lagi memerlukan persetujuan orangtua untuk menikah. Saat ini, pria berusia di atas 18 tahun dan wanita berusia 16 tahun ke atas boleh menikah, tetapi hanya dengan izin orangtua mereka

Joya No Kane, Tradisi Tahun Baru di Jepang

Joya No Kane, Tradisi Tahun Baru di Jepang      Joya No Kane adalah tradisi tahunan di Jepang, yaitu membunyikan lonceng besar di dalam kuil Budha sebanyak 108 kali tepat pada tengah malam menjelang pergantian tahun.   Terdapat istilah Bonnou dalam bahasa Jepang yang disebut mewakili nafsu jahat dan membawa penderitaan bagi manusia. Bonnou melambangkan setiap pukulan ke lonceng sebanyak 108 kali. Bunyi lonceng sebanyak 108 kali ini diyakini dapat membantu seseorang untuk menyingkirkan nafsu dan keinginan jahat tersebut, sehingga di tahun yang baru diharapkan manusia seperti terlahir kembali bagaikan bayi yang masih suci.      Dalam tradisi Joya No Kane ini lonceng akan dibunyikan sebanyak 107 kali, yang mulai pukul 10 atau 11 malam pada tanggal 31 Desember. Setelah pergantian tahun, lonceng akan kembali dibunyikan 1 kali lagi untuk menggenapi jumlah 108. Pada bunyi lonceng terakhir, penduduk Jepang percaya itu adalah bunyi pamungkas yang mengusir seluruh roh-roh jahat di bumi, sehi