Langsung ke konten utama

Geisha Penghibur Asal Negeri Sakura

 Geisha Penghibur Asal Negeri Sakura



    Geisha (芸者) adalah seniman-penghibur tradisional Jepang. Geisha telah ada sejak awal 600 M, tetapi mulai populer pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai saat ini.

Geisha belajar banyak tentang seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha (おきや) membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka.

Sebagai Geisha pemula (Maiko) akan dilatih untuk menjadi Geisha nantinya. Maiko juga mempunyai kegiatan untuk memberikan hiburan seperti tarian tradisional jepang dan menampilkan ohayashi di jamuan makanan. Ohayashi adalah bentuk musik jepang yang ditampilkan dalam festival-festival, dan dipertunjukkan secara berbeda disetiap daerah.


    Dalam segi penampilan Geisha dan Maiko pun berbeda. Geisha berpenampilan dengan rambut palsu sedangkan Maiko menggunakan rambut asli. Kimono yang digunakan Geisha juga berpola lebih sederhana, memiliki lengan yg pendek dan kerah yang berwarna putih. Sedangkan kimono Maiko lebih berwarna, memiliki lengan yang Panjang, dan kerah berwarna. Obi yang digunakan oleh Maiko juga lebih Panjang dibandingkan punya Geisha. Terakhir, untuk bagian sepatu atau sandal, Geisha menggunakan geta, sedangkan Maiko menggunakan okobo.



    Riasan Bedak putih yang melapisi seluruh wajah dan leher, jadi karakteristik riasan Geisha. Lapisan putih ini membuat warna merah pada bibir dan warna hitam pada rambut lebih mencolok.

Selama Periode Heian (794 sampai 1185 M.), budaya Tionghoa sangat berpengaruh di Jepang. Ini termasuk tren dan praktik kecantikan. Wanita tuna susila China mengenakan tata rias putih tebal dengan maksud agar wajah mereka dapat terlihat dalam ruangan yang redup, terutama jika mereka ingin tampil atau menghibur bangsawan.

Pada periode tersebut tidak ada pencahayaan buatan untuk memperjelas wajah atau gambar, hanya ada cahaya lilin. Baik wanita penghibur Cina dan geisha memakai tata rias putih dan menciptakan tampilan wajah yang sangat putih bak porselen, untuk tujuan menciptakan ekspresi mereka akan tampak menonjol dan mudah terlihat dengan jelas bahkan pada cahaya yang redup. Hal ini sangat penting karena wanita Geisha terutama menghibur, menari dan bernyanyi untuk tamu mereka hingga malam hari. Hal ini sangat penting agar wajah mereka dapat terlihat dan dikenali.


Postingan populer dari blog ini

Jepang dan Paus

Apa yang akan terjadi jika tanpa paus? Akankah kehidupan laut mati? Berdampak buruk bagi lingkungan kita? Ada banyak pertanyaan tentang apa akibat dari ketiadaan paus. Orang-orang telah berburu paus sejak lama. Para peneliti mengatakan bahwa paus adalah rantai makanan, penting Untuk mamalia laut dan lingkungan. Perburuan paus dikenal dengan istilah Whaling . Aktivis anti perburuan paus diciptakan untuk melindungi paus dan menghentikan perburuan paus secara komersial. Aktivis anti perburuan paus telah melarang perburuan paus karena kekejaman, risiko kepunahan paus dan pentingnya paus bagi lingkungan. Pada tahun 2019 Jepang mengumumkan pengunduran dirinya dari International Whaling Commission , atau IWC, lembaga yang bertanggung jawab atas konservasi paus dunia. Jepang terdaftar sebagai anggota IWC sejak 1951. Tetapi, selama bertahun-tahun Jepang tetap memburu paus dengan alasan "untuk penelitian ilmiah". Tetapi Jepang juga menjual daging ikan paus, sebuah langkah yang dikritik...

Romantisme Kesehatan Mental

 Romantisme Kesehatan Mental   Selama dekade terakhir, berbagai upaya telah diinvestasikan dalam menyebarkan kesadaran terkait kesehatan mental. Upaya tersebut terutama ditujukan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang gangguan kesehatan jiwa. Pesan utama yang disebarluaskan adalah bahwa penyakit mental harus dianggap sebagai penyakit umum dan bahwa diskriminasi atau pengucilan dan apa pun yang menyertainya dapat mempengaruhi penderita. Penyakit mental didefinisikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan gangguan dalam pikiran atau perasaan seseorang. Sudah disepakati bahwa kesehatan mental harus ditangani dengan hati-hati dan dilakukan oleh seorang profesional. Sesukses apa pun mereka dalam kampanye ini, masih dianggap gagal menilai satu faktor hidup yang menjadi vital yaitu peran media. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran media sosial yang dewasa ini dipraktekan dalam bentuk perbuatan yang cenderung berdampak buruk bagi pelakunya. Bahwa menekankan...

武田信玄祭り

  TAKEDA SHINGEN MATSURI        Takeda Shingen Matsuri, atau dalam bahasa indonesia Festival Takeda Shingen, adalah salah satu event atau perayaan terbesar di Jepang yang di gelar di perfektur Yamanashi. Festival ini biasanya di adakan di minggu pertama bulan april untuk mengenang warisan daimyo Takeda Shingen di Kofu, ibukota Yamanashi. Festival ini berlangsung selama 3 hari, pada hari jumat, sabtu, dan minggu. Festival ini mempunyai makna filosofi yang mendalam bagi masyarakat Yamanashi. Zaman dulu wilayah ini di kenal dengan nama Kai no kuni atau negeri Kai. Yang penguasanya adalah Takeda Shingen. Takeda Shingen adalah sosok samurai kuat pada zaman akhir sengoku . Ia terkenal akan keberaniannya yang membuat Takeda Shingen di kagumi oleh kawan maupun lawannya. Shingen memiliki persaingan legendaris dalam perebutan wilayah dengan Uesugi Kenshin dan mereka bertempur dalam lima pertempuran selama pertempuran Kawanakajima . Dalam festival ini kedahsyatan perte...