Langsung ke konten utama

 

PALESTINA DIJAJAH, POSISI KITA DIMANA?

 


            Palestina dijajah, posisi kita dimana? Diam dan cuek atau terdepan untuk membelanya? Sudah berpuluh-puluh tahun Palestina dijajah, sejak bangsa Yahudi mendirikan negaranya Israel di tanah Palestina melalui Deklarasi Balfour. Hingga hari ini lebih dari 90% wilayah Palestina dikuasai oleh Israel. Melihat kekejaman dan keberingasan bangsa Israel dalam menjajah Palestina, seharusnya mengetuk rasa kemanusiaan kita untuk membelanya. Karena sejatinya, tidak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia jika punya hati, pasti akan membela. Apalagi sebagai seorang muslim, atas dasar keimanan yang mengharuskan untuk membela Palestina. Tetapi, jika butuh alasan untuk membela Palestina ada banyak alasan yang mengharuskan kita untuk membelanya.

Ada banyak alasan seorang muslim diharuskan membela Palestina. Pertama, Masjidil Aqsa di Palestina merupakan kiblat pertama umat Islam dalam melaksanakan ibadah salat sebelum pemindahan kiblat ke Masjid Haram di kota suci Mekkah berdasarkan wahyu Allah surah Al-Baqarah:142

سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". Orang-orang Yahudi dan Nasrani mencibir Umat Islam yang mengubah kiblatnya. Padalah perubahan kiblat ini adalah perintah Allah pemilik timur dan barat.

            Kedua, Masjidil Aqsa merupakan masjid kedua yang dibangun pertama-tama di muka bumi, dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, Abu Dzar RA meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi, Rasul menjawab : ''Masjid Al-Haram.'' Abu Dzar bertanya lagi, ''Selanjutnya masjid apa?'' Beliau menjawab, ''Masjid Al-Aqsa.'' Abu Dzar bertanya lagi, ''Berapa lama jarak pembangunan keduanya?'' Rasulullah SAW berkata, ''40 tahun.” Lalu Allah menjadikan bumi ini bagi kalian sebagai masjid. Oleh karena itu, kapanpun waktu shalat, lakukanlah shalat diatasnya, karena dia memiliki keutamaan.'' Dalam beberapa keterangan, Masjid Al-Aqsa pertama kali dibangun pada sekitar 2.500 tahun sebelum masehi (SM).

Terakhir, Masjidil Aqsa merupakan masjid suci ketiga umat Islam yang penting untuk dikunjungi setelah Masjidil Haram dan Nabawi. Disini pula Rasulullah SAW melakukan Mi’raj dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Dan merupakan tanah yang diberkahi karena pernah dikunjungi oleh para nabi bahkan di wilayah ini pula banyak nabi dan rasul  yang diutus untuk menyeru pada agama Allah SWT. Begitu istimewanya wilayah ini, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk berperan aktif membela saudara kita sebagai bentuk ukhuwah islamiyah dan persatuan umat Islam.

 

Sumber:

https://www.republika.co.id/berita/qt0h7u282/tiga-alasan-mengapa-umat-islam-harus-membela-palestina

https://www.republika.co.id/berita/ofaan5313/masjid-alaqsa-masjid-kedua-yang-dibangun-di-bumi

Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick