Langsung ke konten utama

Sang Juara Ramen Date

 


Yogyakarta – “PBJ UMY sedang menggokil”. Begitulah celoteh dari teman-teman ketika sedang nongkrong. Memang akhir-akhir ini teman-teman mahasiswa PBJ (Pendidikan Bahasa Jepang) sedang on fire dengan menyabet beberapa gelar juara di perlombaan yang di ikuti. Setelah kemarin aku berkesempatan mewawancara penyandang gelar Duta Bahasa kali ini aku berkesempatan mewawancari pemenang kompetisi Internasional Ramen Date kategori “Making Ramen Video” yang kebetulan adalah rekan kerjaku di divisi HDP (Humas, Dokumentasi, dan Pers) di Nikigakka. Karena kebetulan kami satu kontrakan maka proses wawancara ini kami lakukan di rumah kontrakan sambil main PES (Pro Evolution Soccer). Narasumber yang aku wawancarai kali ini ada dua orang, yaitu Izzudin Mukhazib (Judin) dan Taupik Hidayat (Topek). Mereka bergantian menimpali pertanyaanku sambil sibuk memencet-mencet tombol stick. Seperti biasa aku bertanya mengenai hal yang paling dasar yaitu perlombaan semacam apa ini?. Sambil meratapi gawangnya yang kebobolan Judin menjawab,

“Ramen Date adalah sebuah kompetisi yang terdiri dari beberapa kategori perlombaan, ada lomba membuat poster ramen, video making ramen, dan video rolle play ramen yang di adakan oleh UiTM Syah Alam Malaysia yang di tujukan untuk memperkenalkan ramen sebagai makanan khas Jepang kepada lebih banyak orang, dan Ramen Date ini di ikuti oleh 4 negara yaitu, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Jepang”.

Demi mendengar ada Jepang di daftar peserta perlombaan tentu saja aku kaget dan bertanya dalam hati, “Kenapa mereka bisa kalah?”. Yah meski aku tahu ada banyak faktor yang mempengaruhi, tetapi tetap saja fakta itu sedikit membuatku heran. Jepang tentu saja mendapatkan banyak keuntungan dalam perlombaan ini. Atau memang barangkali teman-temanku yang nolep ini sebenarnya berbakat dalam berbagai bidang, hanya saja sifat nolepnya itu menghalangi segalanya. Karena toh kalau mereka mau berusaha, kenyataannya mereka mampu juga. Lalu Topek menambahkan jawaban Judin tadi,

“Nah perlombaan yang kami ikuti adalah making ramen video. Peserta lomba kategori ini terdiri dari kelompok-kelompok. Kelompok kami beranggotakan lima orang, Aku (Topek), Judin, Jhony, Rifky, dan Sandi. Kami membuat video tentang tata cara membuat ramen”.

Memang kalau urusan edit-mengedit video Topek adalah masternya. Dan gollll, sekarang giliran gawang Topek kebobolan. Lalu dia ngomel-ngomel menyalahkanku karena bertanya terus-menerus selagi dia sedang berkonsentrasi main PES. Aku melanjutkan pertanyaanku mengenai kesulitan apa saja yang mereka temui ketika membuat video ini.

“Untuk kesulitannya kalau aku mungkin di bagian dubbing, atau voice over saat menarasikan Bahasa Jepang”. Jawab Judin.

Aku tahu betul bagaimana Judin dan Sandi begitu kerepotan mengikuti arahan dari Yoriko Sensei ketika latihan dubbing. Yoriko Sensei sampai harus menyogok dengan bebek goreng madura supaya mereka tetap semangat latihan dubbing selama 3 jam yang sangat melelahkan itu. Ngomong-ngomong bebek gorengnya rasanya maknyusss hehehe. Pembaca yang budiman harus mencobanya kapan-kapan!

“Kalau aku sih bagian editing video, ga tidur aku semaleman ngedit videonya. Tapi terbayar setimpal dengan kemenangan ini haha”. Imbuh Topek.

Prittt pritt!!!  Peluit panjang berbunyi. Liverpoolnya Topek terbantai 2-6 melawan Menchester City nya Judin. Tanpa rasa simpati sedikitpun aku tetap melanjutkan sesi tanya-jawab ini. Kali ini mengenai perasaan seperti apa yang mereka rasakan setelah mengetahui bahwa mereka memenangkan kompetisi. Sambil slengekan Judin dan Topek  kompak menjawab,

“Awalnya ga percaya aku pas di kasih tau kalau menang, anak-anak kan emang suka bercanda tuh, aku pikir mereka pada bohong, ehh tapi pas liat di pengumuman live-nya ternyata bener kita menang, langsung selebrasi dong aku”. Jawab Topek dengan logat melayunya yang khas.

“Nah aku juga waktu itu ga percaya. Tak pikir panitianya salah baca nominasi hehe”. Imbuh Judin.

Terkadang memang kawan-kawanku ini agak berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Sebagai sahabat, aku telah mafhum dengan kelakuan absurd mereka. Tapi aku turut berbangga dengan apa yang telah mereka capai. Ini adalah pencapaian yang luar biasa dan patut di apresiasi. Pertanyaan terakhirku kepada mereka adalah mengenai kesan dan pesan, atau harapan mereka kedepannya,

“Harapan kami adalah semoga tahun depan bisa menang lagi”.

“Emang tahun depan ada lomba ini lagi?”. Tanyaku

“Engga tahu”. Jawab Topek.

“Yang penting berdoa menang dulu aja hahaha”. Imbuh Judin.

Semua orang di ruangan itu tertawa menanggapi celotehan ini tak terkecuali aku. Betapa beruntungnya aku mempunyai teman seperti mereka. Yang sangat optimis, walapun sikap optimis itu terkadang agak di luar batas.

Sekedar informasi dalam kompetisi Ramen Date tahun ini PBJ UMY menyabet gelar juara di beberapa kategori, yaitu :

1.       Video Making Ramen : Juara 1 dan 3



2.       Rolle Play Ramen : Juara 1



3.       Poster Ramen : Juara 3

Sesi wawancara kali ini kami tutup dengan pesta minum-minum (kopi) di angkringan dekat kontrakan yang keseluruhan tagihannya di bayarkan oleh pemenang lomba. Sekian. 😊

 

Postingan populer dari blog ini

Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau

                      “Pesona Tradisi Festival Es Jepang Yang Memukau”                                         Nailin Najwa: Prodi Pendidikan Bahasa Jepang                                                                 20  Desember 2023 10.00 WIB     Yogyakarta-   Festival Salju Sapporo adalah festival musim dingin yang diadakan di Sapporo, Hokkaido, Jepang setiap tahun yang berlangsung selama seminggu setiap bulan februari. Festival ini menampilkan berbagai macam patung dan instalasi seni yang terbuat dari salju dan es. Sapporo Snow Festival 2024 rencananya akan berlangsung delapan hari dari 4 Februari (Minggu) sampai dengan 11 Februari (Minggu, hari libur), 2024 (Peringatan ke-74). Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh siswa sekolah menengah lokal. Sejak itu, festival ini telah berkembang menjadi salah satu festival musim dingin paling popular di dunia. Setiap tahunnya, sekitar dua juta wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri berkunjung ke Sapporo selama berla

Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh Waktu dalam Budaya Indonesia

       Menyingkap Inti dari Ramadan: Tradisi             Berbagi Takjil yang Tak Lekang oleh                Waktu dalam Budaya Indonesia           Oleh : Nailin Najwa Nafisa Rahman. Selama bulan Ramadhan 1445 H, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membagikan sebanyak 3500 paket takjil makanan nasi box dan minum gratis kepada para mahasiswa. (Sumber: www.tvonenews.com) Ramadan di Indonesia muncul sebagai sebuah mosaik yang penuh warna dari berbagai budaya dan tradisi, yang terjalin secara rumit ke dalam jalinan permadani budaya bangsa. Di antara tradisi-tradisi yang dihargai ini, kegiatan membagikan takjil - makanan ringan atau kurma untuk berbuka puasa - berdiri sebagai mercusuar solidaritas komunal dan penghormatan spiritual. Dalam penjelajahan ini, kita akan menelusuri berbagai makna, evolusi sejarah, dan signifikansi abadi dari praktik yang tak lekang oleh waktu ini. Dari Asal Mula yang Sederhana hingga Menjadi Budaya: Memulai pengembaraan sejarah, kami menggali akar takjil d

Jangan Terkecoh! Memahami Perbedaan Quick Count, Exit Poll, dan Real Count

  Gambar pemilu 2024 Sumber : https://harian.disway.id/ Setelah pemilu 2024 membawa gelombang informasi tentang hasil suara. Tetapi, apakah semua informasi itu dapat dipercaya? Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara Quick Count, Exit Poll, dan Real Count agar tidak terperangkap dalam kesimpulan yang keliru.   1. Menyajikan dengan Cepat:   Quick Count: Memberikan gambaran awal hasil pemilu dengan cepat meskipun tidak resmi. Dilakukan oleh lembaga survei dengan metode hitung cepat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). -Exit Poll: Memahami kecenderungan pemilih dengan melakukan survei setelah mereka keluar dari TPS. Meskipun cepat, keakuratannya tidak sebagus Quick Count karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu dan lokasi. - Real Count: Menghasilkan data resmi perolehan suara yang sah dan mengikat. Dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh TPS, sehingga memakan waktu lebih lama karena prosesnya yang teliti.   2. Tingkat Keakuratan dan Legalitas: - Quick